Selasa, Mei 23, 2017

When the WHY is Clear the How is Easy



Kenapa Harus Menulis?


Astaga, pertanyaan itu dalam sekali saudara. Menemukan “KENAPA” saya memutuskan menjadi penulis, ternyata complicated. Ini adalah sebuah pertanyaan reflektif yang sangat pribadi. Membutuhkan waktu untuk menelisik sanubari.

Menjadi penulis bukan sekadar gegayaan, menyalurkan hobi atau biar dianggap keren. Ada hal yang lebih besar dari itu.



Kang Tendi Murti, founder dari Kelas Menulis Online Indonesia semalam membagikan materi bertajuk “Menulis untuk Peradaban”. Walau terkesan idealis, namun beliau benar, saya harus sepakat dengan pernyataannya. Apa yang telah tertulis, memiliki dampak atau pengaruh bagi orang-orang yang membacanya, sekecil apapun itu. Lihatlah ujaran-ujaran yang berseliweran di timeline belakangan ini. Banyak yang bikin hati adem, termotivasi dan penuh inspirasi. Tapi, ada juga yang isinya panas penuh hasutan. Betapa dari sebuah tulisan ternyata dapat mempengaruhi kita.



If Your WHY Is Strong Enough. You Will Figure Out The HOW!



“KENAPA” lebih penting dari cara. Karena ketika kita memiliki alasan kuat tentang kenapa kita harus melakukan sesuatu (dalam hal ini menulis) maka kita akan menemukan cara. Dan saat itulah bagaimana semuanya dimulai.


Finding Your Why Bersama Kelas Menulis Online Indonesia



Materi pertama dari Kelas Menulis Online Indonesia adalah membangun percaya diri sebagai penulis. Ini adalah hal dasar yang fundamental. Coach Tendi Murti memandu kita untuk melakukan afirmasi positif. “Putuskan bahwa hari ini, kita adalah seorang penulis!”.

Bila diresapi dengan baik, dirasakan dan percaya betul pada apa yang kita ikrarkan, sensasinya luar biasa. Ada kekuatan, semangat dan harapan.

Pernyataan tersebut selanjutnya dituliskan menjadi sebuah Ikrar. Sebentuk izin dan komitmen kepada diri sendiri, dilengkapi dengan rencana aksi dan deadlinenya. Ikrar ini menjadi sebuah self talk bagi diri kita untuk menjadi penulis yang berkomitmen.

Setelah Percaya Diri, selanjutnya apa?


“Menulislah karena kamu ingin menulis, menuliskan dengan hati bukan untuk uang”, ucapan seorang kerabat itu akan selalu saya ingat. Ketika kamu telah memutuskan menjadi penulis dan menyelipkan hatimu di sana. Percayalah tulisanmu akan memiliki roh. Karena hati yang tulus tak akan berbohong. Ia akan terpancar dalam caramu bertutur. Syukur akan menginsipirasi banyak orang.


Lebih jauh lagi, Coach Tendi menjabarkan saat kita menulis haruslah memiliki cita-cita, rencana, keinginan dan motivasi besar. Inilah yang kemudian dirumuskan sebagai “WHY”.

Tanpa alasan (baca: KENAPA), saat kita dihadapkan pada kebuntuan atau writer block bisa jadi dengan mudahnya segera menyerah. “Oh, ternyata menulis bukan passion saya”, lempar buku, gigit laptop, selesai.


Namun ketika kamu telah memiliki jawaban yang jelas atas pertanyaan mengapa kita perlu menulis, ini bukan perkara passion lagi.

Jika impianmu hanya terbatas untuk diri sendiri, maka hanya kamu yang akan mewujudkannya. Jika impianmu besar dan melibatkan banyak orang, maka orang lain akan membantu mewujudkannya”. Semesta akan mengirimkan malaikat-malaikat tanpa sayap untuk mewujudkan impianmu.

Fokusmu harus pada kebaikan agar bermanfaat bagi orang banyak. Selebihnya materi, modal, keuntungan itu adalah bonus dari pemikiran besarmu.

Kesimpulannya Mengapa Harus menulis?


Beberapa contoh alasan kenapa harus menulis adalah berbagi ilmu, meninggalkan jejak untuk orang yang kita cintai, menuangkan ide, merajut impian, dan banyak lainnya.

Namun maaf saudara, pertanyaan kenapa itu hanya kamu yang bisa menjawabnya.
Karena setiap orang pasti memiliki jawaban yang berbeda-beda. Dan sangat personal.
Kamu perlu bertanya dengan tulus pada hatimu.


Mari menjadi penulis yang memiliki “Kenapa” yang bermanfaat bagi dunia. Menulis adalah sebuah cara untuk berbagi kebaikan. Semoga.

*

Ditulis oleh Srijembarrahayu pada Hari Raya Waisak, 11 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar