Selasa, November 26, 2019

HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM


"Aku berkatamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus." – Luk 23 : 43


Minggu 24 November 2019, Gereja di seluruh dunia merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Ketika diminta menulis tema ini, saya bertanya-tanya apa itu Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Ah selama ini, rupa-rupanya saya hanya menjalankan rutinitas Misa Minggu saja, ternyata ada banyak hal yang luput dari pemahaman.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta mengenai Perayaan Liturgi Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam:

  1. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ditetapkan oleh Paus Pius XI melalui Ensiklik Quas Primas yang diterbitkan pada tanggal 11 Desember 1925. *Ensiklik: amanat Paus
  2. Mulanya liturgi Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dirayakan pada minggu terakhir bulan Oktober menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus tanggal 1 November.
  3. Namun sejak tahun 1970 berdasarkan Kalender Liturgi Misa Novus Ordo*, perayaan Kristus Raja Semesta Alam diperbaharui menjadi hari minggu terakhir masa biasa, seminggu sebelum dimulainya Masa Adven. *Misa Novus Ordo adalah tata cara perayaan Ekaristi Gereja Roma pasca Konsili Vatikan II.
  4. Ada makna yang ingin disampaikan dari pembaharuan tersebut,  yakni untuk menegaskan Kristus sebagai Alfa dan Omega, awal dan akhir. Posisi Kristus tidak hanya sebagai Raja Semesta Alam tetapi juga Raja yang menentukan penghakiman atas semua makhluk di dunia.
  5. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dilatarbelakangi kondisi setelah Perang Dunia I. Selaras dengan Ensiklik pertamanya,  Ubi Arcano Dei Consilio (3 tahun sebelum Quas Primas) Paus Pius XI menyatakan sejak berakhirnya PD I, individu dalam masyarakat dan bangsa-bangsa belum menemukan kedamaian sejati. Manusia tidak menikmati ketentraman yang nyata. Mayoritas  telah menyingkirkan Kristus dari perkara kehidupannya, baik pribadi maupun politik.
  6. Untuk itu melalui Ensiklik Quas Primas, Paus Pius XI secara simbolis ingin menyatakan bahwa kerajaan Kristus harus berkuasa di dunia, sekarang dan saat ini. Kristus diutus ke dunia bukan hanya untuk menebus umat manusia dari kuasa dosa, tetapi juga bertindak sebagai pemberi hukum yang menuntut ketaatan seluruh umat manusia. Ditekankan jika manusia dengan taat mengakui Kristus sebagai Raja Semesta Alam dalam setiap aspek kehidupannya, manusia akan menerima kebebasan, kebahagian sejati, perdamaian dan harmoni yang melimpah. Namun bila manusia menolak untuk taat, tidak akan ada harapan untuk perdamaian sejati itu.
  7. Dengan dikukuhkannya Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam diharapkan manusia akan kembali pada Juruselamatnya. Bahwa untuk mendapatkan kedamaian sejati, manusia harus mencari kedamaian di kerajaan Kristus terlebih dahulu. Kerajaan yang dapat terbuka hanya melalui pertobatan, iman dan pembaptisan.  Paus Pius XI mengatakan kerajaan Kristus di dunia adalah Gereja Katolik, dimana Kristus dimuliakan sebagai Raja dan Tuhan, sebagai raja segala raja dalam Liturgi Suci Gereja.
  8. Penetapan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dipandang sebagai cara yang efektif untuk mewartakan martabat rajawi Kristus. Demikian Paus Pius XI mengatakan: “Karena umat diajarkan dalam kebenaran-kebenaran iman dan dibawa untuk menghargai sukacita-sukacita agama jauh lebih efektif dengan perayaan tahun misteri-misteri suci kita daripada pengumuman resmi ajaran Gereja. Pengumuman tersebut biasanya hanya menjangkau sedikit orang dan orang yang lebih pintar saja di antara umat beriman; Pesta-pesta Liturgi menjangkau umat semua, pengumaman berbicara sekali, Pesta-pesta Liturgi berbicara setiap – faktanya, selama-lamanya.” (QP 21).
  9. Gambaran Kristus sebagai Raja Semesta Alam ini sesuai dengan Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose:

Kolose 1: 12-20
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang.
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat, Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah, semoga segala karya dan usaha kita di dunia ini diberkati dengan kepenuhan damai sejati dari Kritus Raja Semesta Alam. 


 
"Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!"
Luk 23: 42



Sumber Referensi:
Quas Primas https://www.academia.edu/7192616/Quas_Primas
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam https://www.indonesianpapist.com/2013/11/hari-raya-kristus-raja-semesta-alam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar