Selasa, Mei 23, 2017

When the WHY is Clear the How is Easy



Kenapa Harus Menulis?


Astaga, pertanyaan itu dalam sekali saudara. Menemukan “KENAPA” saya memutuskan menjadi penulis, ternyata complicated. Ini adalah sebuah pertanyaan reflektif yang sangat pribadi. Membutuhkan waktu untuk menelisik sanubari.

Menjadi penulis bukan sekadar gegayaan, menyalurkan hobi atau biar dianggap keren. Ada hal yang lebih besar dari itu.


MEMBERI​ RUANG PADA KESALAHAN

 
"Bunda..., I'm so sorry, telurnya Jatuh...", Kecik bicara patah-patah.
Jelas ada ketakutan pada wajah polosnya.

"It's ok. Kita bersihkan sama-sama ya...", bicaraku lunak.
Kuusap kepala anak 5 tahun itu.

Bersyukurlah kamu nak, kali ini ibumu tidak lepas kontrol atas sebuah hal yang tak diharapkan.

Masmu & kamu, telah mengajariku satu hal penting "RUANG UNTUK KESALAHAN".