Selasa, September 15, 2015

50 Hal Yang Tidak Boleh Dilupakan dari Ayahku

Barnabas Egom Sudirham; Gambar: Filipus Sumarna


15 September 2007, pada suatu malam yang dingin, kami berkumpul di sekeliling ayah kami, “Mama” Eem Sudirham. Mengantar kepergiannya dari dunia fana ini. Semoga kini engkau berbahagia bersama Para Kudus di surga. Kami bangga menjadi anakmu.
Mengenangnya, ada banyak hal yang harus diteruskan pada anak-anakku tentang kakeknya,
Ayahku tercinta.

50 Hal Yang Tidak Boleh Dilupakan Dari Ayahku



1. Ayahku bernama BARNABAS EGOM SUDIRHAM. Ia anak seorang Kepala Sekolah yang disegani dan Ibu seorang pengusaha pada zamannya. Memiliki keturunan Bangsawan Cimenga, Ningrat dan terhormat.

2. Masa kecil ayahku penuh warna. Ayahku jahil dan cerdik. Kisah yang kuingat dari cerita adik-adiknya, saat mereka membuat rujak dan tak mau berbagi, ayahku meludahi rujak naas itu. Siapa yang mau makan ludah orang kecuali dirinya sendiri. Cerdik!

3. Ketika diledek kakaknya karena tidak bisa bicara “r”. Ayahku memanjat pohon kelapa sebagai tempat pelarian. Di puncak pohon ia akan belajar “rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr” berulang-ulang. Ua di bawah bersorak-sorak, semakin jadi meledek. Tanpa banyak bicara, dari atas pohon Ayahku mengencingi Ua. Badung!

4. Ayahku seorang PEMBELAJAR SEJATI. Di usia senja, ia akan meluangkan waktu untuk membaca banyak buku dan menuliskan intisarinya. Kata-kata yang menarik atau belum diketahui, dicatat dalam notes kecil. Ia juga belajar Bahasa Inggris.

5. Ayahku seorang PEMBERANI. Ia mengarungi lautan luas. Ayahku bertahan hidup untuk menjadi ayah terhebat bagiku.

6. Ayahku seorang guru. Dia mengajar anak-anak SD di desanya di daerah Cikalong.

7. Ayahku tatkala aku masih seusia SD, sering mengaduh dan merintih. Nampak pengalaman pahit menghantuinya. Hanya waktu yang menyembuhkan.

8. Ayahku mulanya pemarah. Tegas dan galak. Dia berjuang mengendalikan dirinya. Semakin bertambah usianya, semakin halus tutur katanya.

9Ayahku dapat mempengaruhi orang lain, dapat menghidupkan suasana dan negosiator yang handal.

10. Ayahku mengajar sampai akhir hayat. Dia membimbing anak-anak kecil di kampung kami untuk mencintai belajar.

11. Ayahku berjalan kaki sejauh kurang lebih 8 km setiap minggu untuk mengajar agama di desa tetangga, Ciawi.

15. Ayahku seorang pemimpin. Ia pernah memimpin Kelompencapir, memimpin stasi kami di Kampung Nagaraherang. Dan yang terpenting, Ayahku memimpin keluarga kecil kami dengan cinta terbaiknya.
 
12. Ayahku mampu berpidato di depan banyak orang bahkan di tingkat nasional, keuskupan. Ayahku akan jadi orang hebat jika memiliki kesempatan di publik. 

13. Ayahku bisa menjadi wasit sepak bola yang pernah diundang di kejuaraan desa. Ia juga jago main catur, diturunkan pada adikku. 

14. Ayahku dapat menggubah lagu dan menyanyi tembang sunda. Ayahku mencintai seni. Ia mampu merangkai kata dengan indah dan bermakna, karenanya aku menyukai puisi.

16. Ayahku sangat ramah, suka bercerita, tidak heran banyak orang mengenalnya.

17. Ayahku memiliki kharisma dicintai para wanita. Ada masanya ketika dia larut dalam kenikmatan dicintai.

18. Ayahku pintar, cerdas dan memiliki visi hidup yang jelas.

19. Ayahku disiplin waktu. Dia akan marah jika kami telat untuk pergi ke gereja.

20. Ayahku rapi. Dia selalu keluar rumah dengan pakaian rapi, beskap putih kebangsaannya atau safari biru lengan pendek bersaku dua.

21. Ayahku hafal di luar kepala butir-butir pancasila, dan menjadikannya senjata jika berdebat dengan orang yang berpikiran sempit tentang agama.

22. Ayahku mengajariku supaya memiliki lagu sendiri yang hafal dan khatam, supaya jika dalam forum ditunjuk untuk menghibur dapat menyumbangkannya. Lagu kesukaannya “Duh Junjungan” dan “Rayuan Pulau kelapa”.

23. Ayahku setengah mati mengajariku lagu Rayuan Pulau Kelapa untuk EBTA praktek kelas 6 SD. 

24. Ayahku mengharapkan kami ngamumule (memelihara) Basa Sunda dan budayanya. Ayahku akan berdoa dengan cara sunda jika diminta berdoa di forum umum. 

25. Ayahku hampir selalu mengajakku pergi ke tempat–tempat yang dikunjunginya. Dan dia selalu bangga padaku, bangga mengenalkan aku sebagai putrinya. Karena dialah aku suka perjalanan. Ayahku dan aku akan duduk di jok depan angkutan pedesaan bersama pak sopir. Aku akan menyanyi lagu-lagu kecilku dan merasakan angin desa dengan sukacita. 

26. Ayahku mengajariku: 'Bermati-mati mandi biarlah basah, bermati-mati berdawat biarlah hitam!' TOTAL dalam segala hal yang kau inginkan dalam hidup!

27. Ayahku mendorongku untuk sekolah di luar kota. Menjadikanku anak perempuan pertama dari kampungku yang miskin merasakan nikmatnya sekolah di tempat terbaik. 

28. Ayahku menemaniku tengah malam. Melewati hutan. Berjalan kaki sejauh 1 jam perjalanan untuk belajar tari serimpi. Aku berhasil mementaskannya pada acara paroki di tasik diiringi para nayaga. Semoga itu menjadi hadiah terbaik untuknya.

29. Ayahku guru yang galak, khusus untuk anaknya saja. Pernah aku menangis di pojokan pintu karena tidak juga mengerti matematika yang diajarkannya.

30. Ayahku mengajariku pentingnya bersosialisasi dengan orang lain. Pentingnya sopan dan tetap anggun dalam sebuah perjalanan umum. “Akan ada lelaki2 jahil atau om-om iseng yang menggodamu di bis atau kereta. Bersikaplah sopan, mereka akan segan!”

31. Ayahku tak segan menitipkanku pada orang-orang di sekitarku supaya aku aman pikirnya. Padahal tak jarang ada saja yang mencari kesempatan.
Saat usai liburan SMA, aku dititipkan Ayahku pada Mamang-mamang yang duduk di ruang tunggu stasiun. Ayahku spontan saja karena dipikirnya seperjalanan denganku ke kota pelajar. Ayahku tak tahu tangan si Mamang mencoba kurang ajar, syukurlah aku berhasil melepaskan diri mencari tempat duduk sendiri di sambungan gerbong. Maklum aku naik kereta ekonomi.

32. Ayahku adalah ayah yang meluangkan waktu mendongeng sebelum kami, anak-anaknya pergi tidur. Dongeng “Dalem Boncel”, Ayam dan musang, Malin Kundang dan banyak lagi.

33. Ayahku dari segala kekurangannya mampu mengajak kami berekreasi ke tempat-tempat yang tidak terduga. Kami pernah makan bersama (botram) di kebun, di bawah pohon pepaya di halaman rumah, dengan makanan seadanya tetapi penuh cinta, kenangan itu begitu menyentuh.

34. Ayahku seorang petani. Dia ngamumule tanah. Dari Tanahlah kami hidup. Ayahku dan ibuku berjuang menghijaukan Kebon Jambe dari tandus menjadi penuh berkah.

35. Ayahku mengajarku untuk membuang sampah pada tempatnya. Jauh sebelum plastik dapat diurai, ayahku sudah mewanti-wanti agar jangan membuang sampah plastik di tanah.

36. Ayahku mencintai lingkungan, dia akan marah sekali jika ada orang datang ke tanah kami untuk menangkap burung. Dia akan memberi uang pada pengamen jika yang dinyanyikannya lagu bertema lingkungan.

37. Ayahku belajar tiada henti tentang pertanian. Sebenarnya dia sudah mempraktikkan pertanian organik secara alami.

38. Ayahku memberitahuku nama-nama pohon liar di Leweung (hutan). Mengenalkanku pada cacing dan ku’ul di tanah. Dulu karenanya, cita-citaku ingin jadi Insiyur Pertanian. 

39. Ayahku memiliki prinsip yang amat teguh. Karena itulah dia tetap Katolik yang taat di tatar sunda.

40. Ayahku bersama ibuku dapat menyembuhkan orang sakit dengan doanya. Dengan media air putih dan doa rosario.

41. Ayahku bersama ibuku telah menyelesaikan doa selama 1 tahun penuh pada jam yang sama di tengah malam.

42. Ayahku bersama ibuku sering menjalankan mati raga, hanya makan singkong atau nasi putih saja. Ayahku bukan orang sembarangan. Aku percaya dia memiliki kekuatan yang melindunginya dari kuasa jahat.

43. Ayahku taat beribadah. Sebelum kami tidur, kami akan melingkar, berdoa dan hening untuk memeriksa batin selama hari itu, apa yang telah dilakukan, dosa yang tidak sengaja kami lakukan dan apa yang ingin diperbaiki. Doa yang didaraskan ayahku selalu kaya makna.

44. Ayahku rajin membaca Alkitab, mencatat dan merenungkan intisarinya, kemudian akan membagikannya kepada kami dan umat di stasi.

45 Ayahku memiliki hati seluas samudera. Menolong banyak orang tanpa pamrih. Menolong dari kekurangannya.

46. Ayahku melerai banyak orang yang bertengkar. Sepasang suami istri yang hampir bercerai. Sepasang suami istri tanpa restu orang tua. 

47. Ayahku menyembuhkan orang yang mabuk. Mengobati orang yang sakit jiwa. Bersama ibuku, mereka menampungnya di rumah kecil kami.

48. Ayahku mengijinkan anak-anak adiknya dirawat ibu kami, 4 anak sekaligus. Dalam kemiskinan mereka. Ditambah kelahiranku. Hanya berkat Tuhan yang membuat mereka mampu melewatinya.

49. Ayahku memiliki cita-cita: “Menyatukan Rumpun Keluarga Kebon Jambe” Apakah aku mampu untuk meneruskannya? Apakah aku punya keberanian?

50. Ayahku lahir pada tanggal 22 September 1937 dan menutup usia pada 15 September 2007

Ayahku adalah Ayah terbaik di dunia. Aku rindu ayahku. Rindu senyumnya.


Jumat, September 11, 2015

Diet Mayo: Sebuah Kekuatan Niat!

Akhir Agustus 2015, saya meniatkan diri untuk mengikuti diet mayo palsu yang lagi ngehit di dunia maya. Tujuannya untuk menurunkan berat badan. Tentu saja, saya harus meniatkan hal ini. Saya mau hidup sehat dan memiliki berat badan ideal.

Diet mayo ini dilakukan 13 hari tanpa garam, es dan nasi. Wajib minum minimal 8 gelas air setiap harinya. Apakah saya sanggup? Mari kita lihat kekuatan sebuah niat.


Diet mayo ini entah siapa pencetusnya di Indonesia. Saya searching di internet tidak menemukan asal usulnya. Tetapi diet ini sudah ada sebar menyebar sejak tahun 1970an. Diklaim dapat menurunkan berat badan sampai 8 kg dalam dua minggu. Ada pula artis yang menerapkan diet ini. Tambah semangat deh.


Sebenernya sudah ada resep yang dapat diikuti. Tinggal masukkan saja keyword diet mayo di google, otomatis muncul jenis resep serupa. Bahkan sudah menjadi peluang bisnis catering dengan harga yang lumayan.  Tapi saya tidak bisa membayangkan makan dada ayam dan bistik sapi tanpa garam, nyerah deh. Saya ambil prinsipnya saja. Selama 13 hari tidak ketemu garam, nasi, dan es. 


Saya hanya mengkonsumsi sayuran rebus yang dicampur jagung manis, ditambah irisan bawang merah dan cabe, dan sedikit perasan jeruk nipis. Rasanya enak sih menurut saya. Saya coba menambah tahu kukus dan tempe juga. Makan buah dan pisang rebus.


diet mayo ala srijembarrahayu
Berat awal saya 51kg. Di hari kedua suduh turun 2kg menjadi 49. Hari ke-3 turun lagi 48, dan hari ke-4 menjadi 47kg. Kemudian stag sampai di hari ke-10. Hari ke-11 turun kembali menjadi 46 kg. Dan dihari terakhir berat badan saya menjadi 45kg. Turun 6kg dalam waktu dua minggu adalah prestasi. Baju-baju lama muat lagi, lingkar perut sudah kembali 4 jengkal. Senengnya ga ketulungan.


Selasa, September 01, 2015

Yang Kudapat dari SELINGKUH


Selama sepuluh tahun perkawinan ini, aku telah menikmati nyaris setiap kesenangan yang dimiliki seorang wanita, dan harus menghadapi hal-hal yang tidak layak kudapatkan. 

Namun ketika aku menoleh ke belakang, hanya ada sedikit momen, biasanya sangat singkat, ketika aku menemukan tiruan samar dari apa yang kubayangkan sebagai kasih sejati: kelahiran anak-anakku, ketika aku duduk bergenggaman tangan bersama suamiku. 
Namun sedikit momen inilah yang memberi alasan bagi keberadaanku, karena mereka memberiku kekuatan untuk terus melangkah dan membawa kebahagiaan dalam hari-hariku, tak peduli seberapa sering aku mendukakan mereka.

Post Tenebras Lux". Setelah gelap, terang!


***

Aku perempuan beruntung. Memiliki suami yang penuh cinta dan anak-anak yang menyenangkan.

Tapi kini aku bertanya pada diriku: hanya segini sajakah kehidupanku?